Rasanya...?
Berjuta rasanya, seperti permen nano-nano! Begitu kata temanku yang kukenal lewat Yahoo Messenger sekitar
tahun 2008. Seorang pria (sepertinya) suku Jawa yang sampai sebelum dia
memantapkan hatinya untuk menikahi seorang gadis yang jadi pujaan hatinya,
tetap menjaga komunikasi yang baik denganku.
Awalnya aku
tidak berani asal ngasitau nomor handphone sama dia. Apalagi kenalnya lewat
dunia maya. Tapi sepertinya si Fahmi ini adalah orang yang baik. Ya..memang
tidak semuanya jahat. Komunikasi kita waktu itu hanya lewat YM saja. Berhubung
waktu itu aku lagi nyusun skripsi dan diharuskan untuk rajin berkunjung ke
warnet, maka komunikasi kamipun jadi cukup lancar. Kebetulan dia juga sering
online waktu itu. Setelah cukup sering komunikasi dan berasa nyambung dan asik,
jadilah aku berani ngasi nomor handphone ke dia. Sesekali dia pernah nelpon
aku. Sesekali tapi cukup sampe membuat aku kelelahan karena stok suara yang
sangat terbatas. Intinya aku sudah yakin kalo dia adalah temanku. Tidak peduli
kenal dari mana.
Sesuai dengan
judul postingan, aku akan bercerita tentang rasanya jatuh cinta. Jujur saja,
sampai aku selesai kuliah, aku nggak pernah pacaran. Cuma ada sih beberapa
teman pria yang waktu itu mencoba untuk mendekatiku. Jangan tanya padaku,
gimana rasanya jatuh cinta. Karena sampai aku selesai kuliah, aku tidak pernah
merasakan yang namanya jatuh cinta. Atau mungkin aku tidak menyadari seperti
apa itu jatuh cinta?! Terlalu berlebihan ya?!
Ga lama
setelah lulus kuliah, aku bekerja di sebuah perusahaan farmasi. Saat masih
disini, seorang teman lama, yang konon katanya sudah menyukaiku dari sejak SMP,
mencoba mendekatiku (lagi). Awalnya, aku tidak punya rasa apapun sama dia.
Tidak ada getaran atau jantung deg-degan saat bertemu. Biasa aja pokoknya. Cuma
entah karena apa, waktu itu aku pun mau jadi pacarnya. Kemudian, seperti
layaknya orang pacaran, sabtu sekitar sorean gitu, dia akan datang kekantorku.
Tentu saja untuk menjemput aku, pacarnya. Setelah itu, kita pun menghabiskan
malam minggu disebuah taman. Hanya sebatas itu. Berhubung dianya di Jakarta dan
aku tinggal di Bekasi, maka pertemuan pun sangatlah terlalu singkat. Bahkan
saat menghabiskan malam minggu pun, kadang hanya sekitar 4 - 5 jam. Namanya
pacaran kan tentunya pengen terus bersama, ga peduli angin badai apapun yang
terjadi.
Tapi itu
dulu, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pisah secara sepihak. Huhuhu.
Anehnya lagi, aku seperti tidak terima dengan sikapnya dia itu. Terlepas dari
aku benar-benar cinta ataupun tidak, tentu aku nggak rela dong diputusin begitu.
Kecuali kalo aku macam-macam dibelakang dia, dan dia mutusin aku sepihak ya itu
risiko yang aku harus tanggung. Tapi dalam kasusku ini, tidak ada angin, tidak
ada hujan dan tak ada badai, dia memutuskan aku secara sepihak. Padahal
beberapa hari yang lalu, dia dengan mantap bilang kalo dia benar-benar sayang
samaku. Ini membuat aku bertanya, apa sih sebenarnya artinya sayang itu?
Meninggalkan? Membohongi? Atau apa?! Tell me..
Jujur memang,
saat-saat masih menjabat posisi ratu di hatinya dia, aku nggak pernah merasakan
debaran jantung yang tak beraturan ataupun phobia lainnya. Biasa aja. Tapi
memang aku menikmati kebersamaan kami kala itu. Jadi entahlah.. Sampai aku
"punya" dia pun, aku yakin kalo aku belum pernah merasakan yang
namanya jatuh cinta! Ironis! Dan kini, dia sudah bahagia dengan pilihan
hatinya. Semoga begitu!
Lalu....barusan...hari
ini, tanggal 11 oktober 2013 (postingan ini tgl 11, berhubung internet lg eror, postingan pun jadi tgl 14), aku buka pesbuk. Memang aku jarang banget sih
buka pesbukku ini. Dari beberapa temanku disini, ternyata ada seorang pria yang
sudah mengganti poto profilnya bersama dengan seorang wanita. Temanku disini
sebut saja X. Awalnya poto profilnya nggak jelas sebelum aku klik profilnya
dia. Kemudian setelah aku klik, barulah sangat sangat jelas. Oh My God! I'm so
so so nervous! Lemas banget rasanya sekujur tubuh ini! Entah kenapa, setiap
kali melihat si X ini, aku sangat tak berdaya. Apa dia punya sesuatu yang
memang ditujukannya untuk melumpuhkan aku? Aku nggak habis pikir mengenai ini.
Aku memang sudah punya pacar. Seseorang yang dengan 100% kuyakini sangat cinta,
sayang dan tak mau kehilangan aku. Bahkan secara manusiawi, jika aku harus
dipaksa untuk membuat perbandingan antara si X ini dengan pacarku, si X ini
kalah. Bukan karena pacarku maka aku memenangkan pacarku, tapi seperti yang aku
bilang tadi, secara manusiawi, pacarku jauh lebih baik dari dia. Itu saja!
Tapi entah
kenapa, -seperti yang kubilang diatas tadi- apa mungkin si X ini punya sesuatu
yang benar-benar mampu untuk melumpuhkan aku? Aku memandangi potonya bersama si
wanita, yang ternyata pada salah satu potonya di tag nama si wanita itu, dan
kemudian dengan semangat 45 aku melihat profil si wanita itu. Aku benar-benar
lemas saat melihat ada beberapa jempol si X ini pada poto-poto si wanita itu.
Ya itu wajar, karena wanita itu adalah pacarnya dia. Mana mungkin jempolnya dia
ada di potoku. Memangnya aku siapanya dia?!
Aku
memperhatikan beberapa poto si wanita ini. Semakin aku melihat-lihat potonya,
semakin sakit hatiku. Bahkan yang lebih konyolnya lagi, aku merasakan mataku
mulai basah. Entah kenapa. Aku sepertinya tidak rela. Tapi aku bisa apa?!
Aku menyadari
bahwa, ternyata aku memang sangat menyukai si X ini. Ironis memang. Kenapa
ironis? Karena ternyata, saat aku sudah punya pacarpun, sepertinya ada relung
hati yang terisi oleh sosoknya. Walaupun mungkin hanya 10 persen saja. Aku
tidak tau sejak kapan aku mulai menyukai dia. Dia hanya temanku. Teman dari
sejak kecil. Mungkin lebih tepatnya sejak SD. Sepertinya begitu, aku menyukaimu
dari sejak SD, bahkan sampai hari ini, sepertinya. Tapi aku tidak pernah tau
bagaimana rasanya saat aku menyadari kalo ternyata aku pernah jatuh cinta
padamu.
Mengutip
lagunya Afgan "kuselalu mendekatimu, memberi tanda cinta", begitulah sepertinya yang pernah kulakukan untuk si X ini. Tapi sayang sekali, dia
tidak pernah bisa membaca tanda-tanda itu. Bahkan sampai saat kami bertemu pun
sekitar 2 tahun yang lalu, dia tak pernah memberi "balasan" dari
tanda yang kuberikan. Entah itu balasan ya atau tidak. Mungkin dia memang tidak bisa membaca tanda-tandanya! Maybe! Atau memang dia sama
sekali tidak pernah mengindahkan aku selama ini?
Wahai kamu,
sakit ternyata kalo cinta itu bertepuk sebelah tangan. Mungkin benar, kamu
tidak tau atau bahkan tak pernah mau tau mengenai bagaimana aku selama ini
terhadapmu. Tapi sebagai seorang temanmu, tentu aku sangat berharap kamu
bahagia dengan pilihan hatimu. Dan aku rasa, memang tidak seharusnya kamu tau
bagaimana perasaanku padamu. Kenapa? Karena kalopun kamu tau, kamu bisa apa?!
Selain kamu sudah punya pilihan, aku juga tidak mungkin begitu saja
meninggalkan pacarku. Tapi paling tidak, ketahuilah dalam diamku dan dalam
sikap dinginmu, bahwa aku menyukaimu, teman!
S U N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar